Jumat, 15 Juni 2012

AKHIR ZAMAN: KEMUNCULAN ISA ‘ALAIHISSALAM DAN KEJAYAAN ISLAM

Bagian tiga

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Tulisan ini diambil dari fan page “Yusuf Mansur Network” di facebook, yang diambil dari tulisan wawancara Ustadz Ihsan Tandjung (bolejadikiamatsudahdekat.com)

Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu shalat Subuh tiba. Iqamat dikumandangkan, dan Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Kemudian muncul tanda besar ke dua akan terjadinya Kiamat, yaitu munculnya Isa ‘alaihissalam yang turun di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.

Imam Mahdi kemudian meminta Nabi Isa ‘alaihissalam untuk menjadi imam. Namun beliau menolak dengan berkata, “Demi Allah, inilah kelebihan umat Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian umat lain. Engkau pemimpin umat ini, Imam Mahdi. Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi makmum.”

Setelah shalat, mereka kemudian menuju tempat bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan Muslim yang dipimpin Imam Mahdi dan Isa ‘alaihissalam, yang melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.

Di mana perang ini terjadi?
Persisnya saya tidak tahu, tetapi tempatnya tidak jauh dari Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketika Dajjal melihat Isa ‘alaihissalam dari kejauhan, ia akan “mengkerut” dan berusaha kabur. Dia akan dikejar oleh Nabi Isa ‘alaihissalam sampai akhirnya dibunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal mati tertusuk tombak. Nabi Isa ‘alaihissalam lalu mengangkat tombak itu tinggi-tinggi supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya tuhan, menyadarai bahwa sikap itu keliru.

Di mana pusat kekhalifahan nanti?
Pusatnya di Baitul Maqdis.

Setelah umur umat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian?
Menurut hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi di mana-mana. Pada masa itu masih tetap ada orang kafir sampai pada masa tertentu Allah mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Semua orang Islam, bahkan yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Dan berakhirlah umur umat Islam.

Yang tertinggal di dunia tinggal umat yang kafir. Terjadilah kekacauan dan kehancuran luar biasa karena tidak ada lagi amar ma’ruf nahi munkar. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan, saat itu manusia tidak akan malu-malu lagi bersenggama seperti keledai di jalanan. Mekkah dan Madinah dihancurkan sehingga datanglah Hari Kiamat. Alhamdulillah, umat Islam tidak akan mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.

Tidak banyak ulama atau ustadz yang membicarakan tema akhir zaman. Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar celoteh masyarakat yang mengungkapkan ketidaksukaan mereka kepada muballigh yang bicara mengenai akhir zaman, surga, dan neraka. “Masyarakat kita menganggap kehidupan akhir zaman itu sebagai hal yang tidak penting,” kata Ihsan.

Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi, Dajjal, Armageddon, Kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari bibirnya ketika ceramah. “Masyarakat harus terus diingatkan,” ungkapnya.

Ihsan juga mengungkapkan agar umat Islam waspada terhadap fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. “Dunia saat ini memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan,” ujarnya ketika ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.

Konflik kaum Muslim dan Yahudi memang sudah sunatullah. Ihsan menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu’ al-insani (ketentuan Ilahi berupa pergolakan antar manusia). “Konflik antara umat Islam dan Yahudi adalah konflik hakiki,” kata penulis buku “Pertarungan Abadi” ini.

Mengapa tema akhir zaman kurang disukai masyarakat? Hal ini tidak mengherankan, karena sudah diingatkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sejak dulu. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dajjal tidak akan muncul sebelum umat manusia lupa membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar pun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga sudah menganjurkan agar kita berdoa usai membaca tahiyat akhir tiap shalat, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Isi doa itu adalah agar kita terhindar dari fitnah jahanam, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Namun sayangnya, umat Islam sering mengabaikan hal ini.

Mengapa kita harus peduli pada masalah ini?
Huru-hara akhir zaman itu sudah sangat dekat. Umat harus diingatkan. Kalau tidak, saya khawatir mereka tidak sanggup mengantisipasi huru-hara atau munculnya Imam Mahdi. Misalnya, bila nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak bergabung tetapi malah mencaci maki. Bisa saja media memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang teroris. Kalau kita ikut-ikutan, kan bisa repot.

Selama ini, tema akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan lepas dari tema yang lain. padahal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan adanya grand design dari Allah. Seharusnya umat berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan grand design ini yang pasti akan tetap terjadi terlepas kita setuju atau tidak.

Kita jangan hanya mengandalkan otak sendiri dalam merancang perjuangan. Kekalahan umat Islam saat ini sudah sangat parah, bagaimana kita bisa mengalahkan musuh? Kalau kita disuruh membuat pesawat F-16, belum tentu dalam 100 tahun kita bisa. Tentu saja kita tidak boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat semaksimal mungkin. Dan ada satu momentum yang harus diantisipasi. Begitu momentum itu datang dan malah kita tolak, berarti kita kehilangan peluang untuk menjemput kemenangan.

Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang akhir zaman itu derajatnya tidak sampai mutawatir. Namun tanda-tanda akhir zaman yang ditulis pada ulama sepertinya memang tidak pernah tidak membahas tentang Imam Mahdi.

Apa yang seharusnya dilakukan para ulama berkaitan dengan huru-hara akhir zaman ini? Mereka harus peduli dan banyak membicarakan hal ini, dan harus menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru orang yang menulis buku-buku akhir zaman berasal dari kalangan orang teknik. Misalnya Amin Muhammad Jamaluddin adalah seorang insinyur.

Mengapa bukan para ulama yang menulis buku seperti itu? Apakah ini sebuah pertanda jangan-jangan kelak ketika Imam Mahdi datang, beberapa ulama akan menolak sebagaimana rahib-rahib Yahudi dan pendeta-pendeta Nashrani menolak Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dan sebaliknya, umat Islam yang saat ini masih hidup dalam kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi tentara-tentara yang bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu bukan urusan ilmu semata, tapi juga amal.



Tambahan:

Allah subhaanahu wata’aala berfirman, “Tidak ada seorang pun di antara ahlul al-kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya.” [An-Nisaa’:159]

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Yahya, dari Abu Arubah, dari Qatadah, dari Abdurrahman bin Adam, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Para nabi itu laksana saudara seayah, agama mereka satu tapi umat mereka berbeda-beda, dan aku adalah saudara paling dekat dengan Isa bin Maryam, karena tidak ada nabi lain antara aku dan dia.
Bahkan ia akan turun kembali pada umatku. Oleh karena itu kenalilah dia apabila kamu melihatnya. Ciri-cirinya adalah: ia memiliki postur tubuh yang sedang, (warna) kulitnya bercampur antara merah dan putih, rambutnya tersisir rapi seakan-akan ada butiran air yang turun dari kepalanya walaupun rambutnya tidak terkena air, dan sedikitpun tidak membasahi pakaiannya.
Pada akhir zaman nanti ia akan turun dan menghancurkan salib-salib, membunuh babi, menerapkan hukum jizyah (semacam pajak yang diambil dari orang-orang kafir yang tinggal di pemerintahan Islam), dan membatalkan agama-agama yang lain hingga tidak ada lagi agama kecuali Islam.
Dan pada zaman itu Allah akan membinasakan Dajjal si pendusta. Keamanan akan merata di seluruh muka Bumi, bahkan unta-unta dapat bermain di ladang bersama singa, sapi dengan macan, kambing dengan serigala. Anak-anak kecil dan remaja tidak takut bermain dengan ular, mereka tidak membahayakan satu sama lain.
Isa akan hidup hingga waktu yang ditentukan oleh Allah. Kemudian dia akan diwafatkan, dan kaum Musliminlah yang kemudian akan menshalatkan dan menguburkannya.”

Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits ini dengan isnad yang lain, dari Affan, dari Hammam, dari Qatadah, dari Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dengan matan yang hampir sama, hanya ada tambahan, “Ia akan hidup selama 40 tahun. Kemudian ia diwafatkan, dan kaum musliminlah yang kemudian akan menshalatkan dan menguburkannya.”

Sumber tambahan:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir

Terima kasih. Semoga bermanfaat.



Artikel Terkait:



1 komentar:

  1. Ad Daulatul Islamiyah Melayu

    Khilafah Islam Akhir Zaman adalah Negara Islam dengan
    Sistem Pemerintahan yang berjalan atas nash-nash Rasulullah SAW
    dan Khulafaur Rasyidin almahdiyin.

    Sedang menantikan kehadiran Orang-Orang Mukmin yang siap
    untuk menjadi Tentara Islam Akhir Zaman
    Bila anda Siap Sedia untuk Meraih Kemenangan dan syahid
    mari mari menjadi bagian dari Bangsa Islam yang sedang dinantikan dan diberkahi
    Insya Allah.
    http://dimelayu.co.de



    BalasHapus