Minggu, 16 Januari 2011

Pemisahan Langit dan Bumi

Assalamu’alaikum wr. wb.

Satu ayat lagi tentang penciptaan langit:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)

Kata "ratq" di ayat tersebut diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.

Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subjek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah (fataqa) satu sama lain. Menariknya, teori Big Bang menyebutkan bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan science modern, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar sesuai satu sama lain. Yang sangat menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.

Namun Al Qur’an sudah menerangkan kejadian tersebut, jauh sebelum scince modern mendapati fakta itu. Allah memang Sang Pencipta segala sesuatu. Maka janganlah merasa sombong karena kita memang benar-benar sangat kecil. Bayangkan saja, galaksi yang sejauh ini ditemukan berjumlah sekitar 100 milyar (jumlah bintangnya pasti tidak dapat terhitung). Analoginya, galaksi Bima Sakti memiliki sekitar 100 juta bintang. Kalau misalkan satu galaksi terdiri dari 100 juta bintang, ada berapa bintang dalam 100 milyar galaksi? Dan kita hanya hidup di suatu planet sangat kecil di pinggiran Bima Sakti. Matahari pun ternyata termasuk bintang yang benar-benar sangat kecil bila dibandingkan dengan bintang-bintang lain. Kita ini sangat kecil, karena Allah Maha Besar.

Wassalamu’alaikum wr wb…

Sumber:
harunyahya.com



Artikel Terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar