sahabat muslim pernah denger sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh jga,,,
ada pun kisah yang mengisahkan kan selalu ada kebaikan yang tersisa,,
cekidot,,
Ada seorang penjahat kelas kakap,seorang bromocorah kasta wahid, suatu saat merampok seorang pengembara tua di tepi jalan yang sepi. Tampaknya dia tengah kekurangan pasokan "mangsa gemuk" hingga terpaksa mengincar seorang sepuh tiada berpunya.
" Hei pak tua, jika masih ingin melihat matahari terbenam hari ini, cepat serahkan isi tasmu itu."
Sedikit terkejut pak tua kemudian tersenyum kecil,
" Subhanallah, sahabatku, mari duduklah sebentar tampaknya engkau pula kelelahan. "
Melihat pak tua itu tidak tampak ketakutan dan menggubri ancamannya, si penjahat membentak dengan keras,
" Diam ! Aku hanya perlu isi tasmu itu, tampaknya ada sedikit barang berharga di dalamnya !!! ".
" Baiklah jika engkau inginkan, ini dia tasku silakan engkau ambil isinya, hanya saja tampaknya isinya agak mengecewakanmu." balas pak tua,
Setelah memeriksa dan yakin tidak ada barang berharga di dalamnya, si penjahat makin mengomel
" Orang tua sialan, engkau pengembara tapi tidak ada membawa bekal ataupun uang, cari mati saja "
" Haha, anak muda, untuk orang seusiaku, panjang umur bukanlah lagi harapan utama, rezeki dan nasibku sudah ada yang mengatur, aku hanya perlu menjalani takdir saja, mari kemarilah kita berbincang sejenak, tampaknya aku memiliki apa yang engkau cari-cari"
" Jangan banyak berkelit hai orang tua, katakan saja apa yan kau miliki, aku tidak sabar mendengarnya !"
" Sobat muda, aku ini hendak berkunjung ke rumah sahabatku di negeri seberang, ia yang dahulu miskin papa kini telah menjadi saudagar kaya raya. Ia ingin membalas kebaikanku dahulu dan hendak memberikan sebuah permata terindah untuk kumiliki. Nah bila engkau tidak keberatan, temanilah perjalananku ini, kurang lebih sehari semalam lagi kita akan tiba."
" Orang tua, benarkah ucap katamu barusan, tidak berdustakah dirimu "
" Demi Allah wahai anakku, lagipula bilapun aku berdusta ataupun menjebakmu, bukankah mudah bagimu untuk mengakhiri nyawa seorang tua sepertiku "
" Baiklah jika itu benar adanya, ayo kita segera berangkat"
" Haha, anak muda memang besar sekali semangatnya, tapi nanti dulu sobat, tubuh tua ini masih membutuhkan rehat sejenak untuk berjalan kembali "
" Anak muda ini sarungku satu-satunya, juallah ke pasar itu dan belilah bekal makanan bagi perjalanan kita, aku tidak ingin menggunakan uangmu. Aku mau makan dari yang halal dan bersih "
Maka pergilah sang penjahat itu sambil menenteng sarung tersebut. Dalam perjalanan dia berpikir kalau cuma makanan saja pasti dia bisa mendapatkannya dengan mudah, kalau tidak mencuri tentu dengan memaksa dan mengancam, akan tetapi kemudian dia teringat bahwa pak tua tidak ingin makan kalau dari uangnya. Berfikir demikian ternyata menyentuh kalbu sang penjahat, bahwa tidak ada yang percaya kepadanya, bahkan seorang tua sekalipun tidak ingin makan dari hasil kerja haramnya. Mengingat itu sedihlah hatinya, kemudian ia mengunjungi sebuah rumah makan besar dan berkata pada pemiliknya, " Pak izinkan aku bekerja mencuci piring hari ini, imbalannya adalah makanan untuk hari ini, aku dan guruku yang tua tengah kelaparan "
Maka bekerjalah sang penjahat, karena ia tidak ingin menyusahkan orang tua itu, dia simpan sarungnya untuk diberikannya nanti. Usai itu mereka mendapat makanan dan kemudian berdua melanjutkan perjalanan.
Kala malam mereka menginap di bangunan bekas. Pak tua tampak kedinginan hingga sang pemuda memberikan sarung yang tidak jadi dijualnya. "Pakailah pak tua, engkau kedinginan tampaknya"
Pak tua tampak terlihat kaget dan terkejut , "Bukankah sudah kubilang aku tidak ingin makan dari uangmu, padahal....."
"Tidak pak tua, aku bekerja mencuci piring dan mendapat upah makanan bagi kita ".Pak tua terpana mendengar pengakuan sang penjahat muda itu.
Keesokan paginya, sampailah di gerbang negri seberang. Sang pemuda berucap perlahan
"Wahai orang tua, tampaknya disini saja kebersamaan kita. Aku ini seorang penjahat dari kecil, ayah ibuku telah tiada hingga aku terpaksa mencuri dan berkelahi. Hingga dewasa aku telah membunuh, memperkosa dan menjarah harta semua orang. Semua jenis kejahatan dan maksiat sering aku lakukan. Tidak pantas aku berjalan bersamamu ataupun menerima permata itu. Aku ini bajingan yang tidak pernah berbuat baik dan beramal salih. Sekarang aku ingin kembali ke negeriku saja, kini pergilah engkau telah bebas dari diriku"
Sang Guru Tua, tersenyum lembut,sembari menjawab
" Tidak anakku, siapa bilang engkau bukan orang baik, bukankah engkau telah berbuat baik pada orang tua ini. Menemaninya dalam perjalanan, memberinya makan dan menjaganya dari gangguan. Mari anakku ikutlah padaku, Insya Allah aku bisa membimbingmu tuk kembali pada-Nya "
_____________________________________________________________
Sahabatku,
Kan selalu ada larik sinar terpancar dari kelamnya jiwa
Kan selalu ada harapan tersisa dari gelapnya masa
Kan selalu ada kebaikan tersisa ditengah tumpukan dosa
Kebaikan itu akan selalu ada,
Seperti permata yang tersembunyi dalam lumpur belukar
Maukah kita menemukannya,
Mari tebarkan kebaikan dan berprasangka baik,
semoga dengannya banyak orang yang tersadarkan dan tercerahkan.
Salam Cinta
iNspirasi taQwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar