Rabu, 12 Januari 2011

bahasa arab,, yu'...

Alhamdulillah, kita telah sampai pada pembahasan Manshubatul Asma, pembahasan mengenai isim-isim yang manshub.



Sebelum membahas mengenai isim-isim ini, kami menghimbau kepada para pembaca sekalian untuk kembali mengulang-ulang pelajaran yang telah kami berikan. Seperti yang telah kami nasehatkan sebelum-sebelumnya, belajar bahasa arab tidaklah mudah. Bahasa arab seperti ilmu matematika, kita harus tahu dasar-dasar dulu sebelum melangkah lebih lanjut. Kita perlu belajar tambah-tambahan dulu sebelum berlanjut ke perkalian dan pembagian, oleh karena itu, luangkanlah sedikit waktu untuk selalu mengulang-ulang pelajaran yang ada.



Pembahasan mengenai isim-isim yang manshub merupakan pembahasan yang butuh pemahaman yang lebih dibandingkan pembahasan isim-isim yang marfu’, selain jumlahnya yang banyak, kaidah-kaidah penggunaannya sulit untuk diterapkan jika kurang memahami dasar-dasarnya terlebih dahulu.



Masalah yang biasa dihadapi para tholabul ‘ilmi dalam mempelajari isim manshub ini adalah mereka sering salah dan terbalik-balik dalam menentukan keadaan suatu isim. Karenanya kami nasehatkan kembali kepada para pembaca untuk memahami apa yang kami sampaikan dengan cermat dan seksama, sehingga dapat memudahkan di dalam mempelajari bahasa arab.



Jenis-jenis isim-isim yang manshub



Diantara isim-isim yang manshub adalah sebagai berikut





Setiap isim yang mempunyai keadaan salah satu dari keadaan di atas, maka I’rob isim tersebut akan berubah menjadi manshub sebagaimana perubahannya yg telah kita berikan pada pembahasan isim-isim mu’rob.



Maf’ul bih



Maf’ul bih adalah isim manshub yang menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan. Pengertian mudahnya adalah objek yang dikenai pekerjaan.

Contoh:

]إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَمْرًا[ الأحزاب 36

"Apabila Allah dan rosulnya telah menetapkan suatu perkara"



kata أَمْرًا isim manshub dengan fathah karena merupakan isim mufrod, sebagai maf’ul bih



Kita bisa tahu kataأَمْرًا merupakan maf’ul bih dengan melihat harokat akhirnya dan dari artinya, kata tersebut merupakan objek kalimat.



قَرَأْْتُ كِِتَابَيْنِ

"Aku membaca 2 kitab



Kata كِِتَابَيْنِ isim manshub dengan ya karena merupakan isim mutsanna, sebagai maf’ul bih.



ضَرَبَ عَلِىٌّ كَلْبِيْنَ

"Ali memukuli anjing-anjing"



Kata كَلْبِيْنَ isim manshub dengan ya karena merupakan isim jamak mudakkar salim, sebagai maf’ul bih.





Jenis-jenis Maf’ul bih



Maf’ul bih ada yang mabni dan ada yang mu’rob.

Untuk Maf'ul bih yang mu’rob sebagaimana yang telah kami contohkan di atas, sedangkan yang mabni dapat dilihat dari contoh berikut:



جَزَاهُ اللهُ

"Semoga Allah membalasnya"



Dhomir هُ merupakan isim mabni dengan fathah, sebagai maf’ul bih



وَفَّقَكُمُ اللهُ

"Semoga Allah memberi taufik kepada kalian"



Dhomir كم merupakan maf’ul bih



Posisi maf’ul bih dalam kalimat



Posisi maf’ul bih bermacam-macam, berbeda dengan bahasa Indonesia yang objeknya berada setelah subjek predikat, dalam bahasa arab, objek posisinya dapat berada pada keadaan berikut:



1. Di depan

Contoh:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ

"Hanya kepadamu kami menyembah"



Kata إِيَّاكَ merupakan maf’ul bih.

Dalam kaidah bahasa arab, mendahulukan objek dari predikat menunjukkan pembatasan dan dapat diselipkan kata “hanya”. Sehingga makna ayat tersebut adalah “hanya kepada Allah-lah kita beribadah dan tidak boleh tertuju kepada selainnya”.



2. Antara fi’il dan fa’il

Contoh:

رَحِمَكَ اللهُ

"Semoga Allah menyayangimu"



Kata ك adalah maf’ul bih.



3. Di belakang

Contoh:

سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ

"Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga"



Kata طَرِيْقًا merupakan maf’ul bih





Tambahan:<

Dalam satu kalimat, maf’ul bih bisa lebih dari satu, tergantung kata kerja (fi’il) yang digunakan.

Contoh:

أَعْطَى المُدَرِّسُ مُُحَمَّدًا جَائِزَةً

"Guru memberikan Muhammad hadiah"



Dalam kalimat di atas, maf’ul bihnya ada dua, yakni مُُحَمَّدًا dan جَائِزَةً



Fi’il-fi’il yang membutuhkan 2 maf’ul bih (objek) diantaranya adalah

اَلْبَسَ (memakaikan)



أَخْرَجَ (mengeluarkan)



أَخْبَرَ (mengabarkan)



أَنْبَأَ (memberitakan)



أَعْطَى (memberikan)



عَلَّمَ (mengajarkan)



Cara mudah mengetahui apakah fi’il tersebut butuh 2 maf’ul bih atau tidak dengan melihat pola fi’il muta’addi seperti di atas atau dengan mengetahui artinya.





Latihan: Tentukan maf’ul bih dari kalimat berikut!

1. ]أَطِيْعُوْا اللهََ وَ أَطِيْعُوْا الرَّسُولَ[ النساء 59

2. ]كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوْحٍ المُرْسَلِيْنَ[ الشعراء 105

3. ]وإِذِ ابْتَلَى اِبْرَاهِيْمَ رَبُّهُ[ البقرة 124

4. ]إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ[ القدر 1

5. ]اليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ[ المائدة 3



Terjemahkanlah ke dalam bahasa arab!

1. Saya (telah) menulis surat
2. Dua orang lelaki sedang membuka pintu
3. Abu Bakar memerintah kaum muslimin
4. Seorang pemuda membaca Al Qur'an
5. Hanya kepada-Nya lah kita meminta pertolongan
6. Lelaki itu membunuh 'Umar
7. Seorang perempuan bertanya (kepada) Rosululloh



Sumber Artikel

Jual CD Belajar Praktis Bahasa Arab Dari Nol



Artikel Terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar